Love My Journey


Biasanya kalau membicarakan tentang motion photography atau fotografi benda bergerak seringkali dikaitkan dengan street photography. Padahal memotret makanan juga bisa menggunakan teknik capture motion.

Motion capture, motion tracking, atau mocap adalah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan proses dari perekaman gerakan dan pengartian gerakan tersebut menjadi model digital. Ini digunakan di militer, hiburan, olahraga, aplikasi medis, dan untuk calidasi cisi computer dan robot. Atau secara fotografi dapat disebut proses merekam gerakan suatu objek. (Sumber : Wikipedia)

Awalnya saya melihat salah satu foto Nick Sharma di pinterest dimana beliau menggunakan teknik ini saat memasak donat polenta. Lain waktu, saya melihat blog Raquel Carmona dan terkagum kagum melihat butiran gula halus yang ditaburkan di atas wafer adas manis. Jatuh berbutir butir layaknya salju yang sering saya lihat di dalam drama Korea.

Atas dasar kekaguman saya pada dua orang tersebut, maka saya mencoba untuk melakukan hal yang sama. Meskipun di sini saya tidak membuat donat sendiri karena keterbatasan waktu dan anak bayi yang sedang aktif tidak bisa ditinggal sama sekali, jadi saya membeli beberapa buah donat. Awalnya saya ingin memberikan matcha dan taro glaze pada donat sebelum ditaburi. Saya memasukkan setengah sendok bubuk matcha ke dalam susu cair,,kemudian memasukkan gula halus dengan harapan cairan tersebut bisa mengeras (at least, mengental) tapi setelah mencoba 2x ternyata gagal akhirnya saya menyerah dan beralih pada gula donat.

Sebelum memotret, saya membaca sedikit tips dari blog edibleperspective bahwa untuk membekukan taburan donat perlu mengatur setting kamera dengan shutter speed tinggi, cahaya yang banyak / iso tinggi, pengaturan deep of field (sesuai selera), dan background berwarna gelap (agar butiran gula putih terlihat). Ok, let's set up and see what's happen.







Data exif : ISO 3200, f/4,5, SS 1/500

Semua foto di atas diambil dengan iso, shutter speed, aperture yang sama. Sedikit editan sharpen dan highlight tapi semuanya tidak memuaskan (hahahaha). Padahal yang saya baca di blog edibleperspective, mbak Ashley menggunakan ISO 1000-2000 dan SS 1/1250 untuk mendapatkan butiran halus yang jatuh. Masalahnya, menggunakan iso dan ss segitu fotonya malah jadi gelap gulita :D, harus putar otak dan mencoba lagi supaya hasilnya (minimal) mendekati fotonya mbak Ashley.

Sebagai bonus saya nyempatin memotret behind the scene :


Siapa tau ada yang mau mencoba motret movement. Eh tapi jangan tiru settingan kamera saya ya,,lah wong saya juga masih gagal motretnya :D


Sekian dulu cerita tentang donat dan taburan gula yang jatuhnya malah seperti air hujan, doakan saya bisa belajar terus sampai sukses!

Padahal lebih cakep kalo dikasih taburan gula halus,
tapi yaa,,ini sudah terlanjur pake filling coklat sih.

Belakangan anak bujangku maunya makan terus. Kadang cuma selang 2 jam dari makan siang sudah cari-cari camilan. Kalo kata bapaknya sih dia lagi ngidam kali (lha,,saya yang hamil, anak yang ngidam. Baru juga denger yang begini nih :D ).

Usia kandungan udah masuk 24 minggu, saya jadi rajin banget. Tiap hari masak (ups, biasanya masih suka malas dan beli lauk jadi di warung), tiap hari ada aja yang mau dibikin. Ini terasa beda dibandingkan 3-4 bulan pertama kemarin yang maunya cuma tiduran melulu tapi makan tetap jalan terus, hahaha.

Seperti sore kemarin, maunya ada camilan, tapi malas beli karena suami lagi kerja. Jadi saya mencari resep praktis tapi ngenyangin dan ketemu lah resep ini di blognya mbak Diah Didi (saya kepoin resep di blogmu terus loh mbak). Setelah catat resep, baca semua komentar (membaca komentar itu pelu juga loh ya, kadang kita bisa dapat tips tambahan dari sini sekaligus tahu yang nyobain beneran sukses atau nggak), liat cara membuatnya akhirnya langsung saya eksekusi.

Pertama kali nyobain bikin, saya nggak pake mentega tapi pake margarin yang sedikit dicairkan. Padahal di resep tertulis harus pakai mentega (ngeyel karena malas keluar rumah) dan hasilnya adonanku sedikit lebih lembek dibandingkan seharusnya, mirip seperti adonan bakwan a.k.a bala-bala atau pancake, yang pasti nggak bisa dibentuk bulat. Jadinya malah seperti kue kamir :)) tapi alhamdulillah masih laku dan ludes.

Percobaan kedua, saya bela-belain beli mentega lagi di tbk. Mengikuti step by step sesuai instruksi, alhamdulillah adonannya jadi. Berikut resepnya yang sudah saya konversi ke ukuran sendok biar makin praktis ga perlu pakai timbangan lagi :

Donat Praktis

Bahan A : 
50 gr mentega tawar (3 sdm) 
50 gr gula pasir (2,5 sdm) 
2 butir telur 

Bahan B : 
200 ml susu cair 
6 gr ragi instan (2 sdt) 

Bahan C : 
300 gr tepung terigu (30 sdm / 2 3/4 gelas) 
1/2 sdt garam

topping : 
gula halus / coklat + 1 sdm margarin/ mentega yang dilelehkan. 

Cara membuat : 
- Campur semua bahan A, aduk rata dengan balon whisk. Harus mentega tawar ya, bukan margarin soalnya kalo margarin suka menggumpal. Aku pernah pake margarin cair dan gagal total  (baca di atas)
- Campur bahan B, tuang ke bahan A, aduk rata. 
- Campur bahan C, tuang sedikit sedikit ke bahan A sambil diaduk perlahan dengan spatula. (aduk lambat asal tercampur rata) 
- Tutup dengan plastic wrap, diamkan selama 30 menit sampai adonan mengembang 2x lipat. 
- Panaskan minyak, cetak adonan dgn menggunakan sendok (adonannya memang lembek, jd ga bisa dicetak pake cetakan donat, kecuali kalo punya sutil berbentuk donat). goreng dgn api kecil hingga kecoklatan. 
- Angkat, dinginkan, beri topping.

Sewaktu mencetak, saya juga bingung mau pakai sendok makan (instruksinya pakai sendok makan 2 buah yang sudah dicelup ke minyak supaya adonan tidak lengket) tapi kok hasilnya nggak bulat ya? alhasil saya genggam adonannya, trus saya pencet hingga adonannya keluar di antara jempol dan telunjuk (seperti membuat bakso) setelah itu baru saya sendok dan goreng, alhamdulillah bentuknya bulat. 
Older Posts Home

ABOUT AUTHOR

My photo
Hennyyarica
Work-At-Home-Mom. Still learn baking and photography (especially for food). I'm using Canon EOS 50D and Fujifilm XA3
View my complete profile
HTML Hit Counter Page Rank

FOLLOW US ON INSTAGRAM

@hennyyarica

Blog Archive

Labels

52WFPP (1) Behind The Scene (2) Blogger Lubuklinggau (1) Blogger Palembang (3) Book Review (2) Brownies (1) Cafe Palembang (1) Cake (3) Cheesecake (1) Coklat (1) Cupcake (1) Daging (1) Daily (2) DIY (1) Donat (2) Food Blogger Lubuklinggau (1) Food Blogger Palembang (3) Food Photography (28) Foodblogger (2) Foodies (2) Giveaway (3) Ice Cream (1) Ikan (3) Kue Kering (1) Kukis (1) Makanan Khas Palembang (1) Mie (1) Mini Cake (1) Minuman (1) Oatmeal (2) Pancake (1) Panggang (1) Pie (1) Puding (3) Resep (21) Resep Sambal (1) Restoran Lubuklinggau (1) Restoran Palembang (1) Review (22) Roti (4) Sarapan (4) Sayuran (2) Snack (2) Still Life (1) Tekwan (1) Tofu (1) Tumisan (1) Tutorial Food Photography (4) Udang (1) Uploadkompakan (1) Vintage Photo (1)

Followers

Advertisement

Protected by Copyscapekumpulan-emak-blogger

Copyright © 2016 Love My Journey. Created by OddThemes & Free Wordpress Themes 2018