Aslinya saya bukan pecinta makanan pedas. Dulu sejak kecil hingga masih kuliah saya anti banget makan makanan pedas soalnya dilarang sama dokter kulit karena menyebabkan jerawat. Dan dulu memang jerawat saya parah banget! Jadi sebisa mungkin saya hindari. Setelah menikah, 3 tahun pertama masih menolak, padahal suami saya tipe orang yang kalau makan nggak pakai sambal atau rasanya nggak pedas itu nggak enak. Saya masih ngeyel aja beli sambal masak yang udah jadi.
Nah, awalnya saya mulai suka sambal itu ketika kenal dengan sambal Bu Rudy, itu tahun 2013 kalau nggak salah. Nggak perlu dijelasin lah ya pasti udah tahu semua karena ini sambal terkenal dari Surabaya. Waktu itu adik saya yang punya, saya cuma cicip sedikit dan dibawain sebotol. Ingat banget deh waktu itu bulan puasa, sama suami makan pakai sambal itu sampai nambah berkali-kali, padahal pedas loh..tapi ketagihan.
Sejak saat itu saya penasaran gimana caranya membuat sambal bawang. Cari-cari resep di google tapi nggak ada yang rasanya mirip. Jadi saya putus asa, dan mogok makan sambal lagi. Sampai akhirnya pertengahan bulan September kemarin saya makan di sebuah rumah makan ayam goreng, lalu jatuh cinta dengan sambalnya. Sampai setiap hari beli cuma karena pengen makan sambal itu (kan nggak mungkin saya minta beli sambalnya aja, hahaha). Kemudian awal bulan Oktober 2017 saya memantapkan hati untuk membeli cobek batu.
Cobek sudah siap, saya pun mencari-cari resep sambal lagi. Kebetulan grup kompakers Palembang juga ada sharing resep sambal ganja. Awalnya kaget sih, ini sambal pakai ganja? Eh ternyata bukan, meskipun khas Aceh tapi nggak pakai ganja ya teman-teman. Tapi memang efeknya bikin ketagihan makan. Pokoknya nggak cocok disantap sama orang yang lagi mau diet. Hahaha. Padahal sambal ganja ini sudah lama seliweran di Facebook dan Instagram loh, tapi saya baru mau coba sekarang.
Ini bahan-bahannya, untuk jumlah cabai disesuaikan saja ya, soalnya saya kan kurang tahan makan yang terlalu pedas, jadi asal pedas sedikit cukuplah.
Belimbing wuluh, daun jeruk dan batang serai diiris tipis-tipis. Bawang merah dan cabai juga dipotong-potong supaya mudah diulek (ini khusus buat saya yang baru belajar ngulek sambal). Sedikit tips nih, supaya sambalnya tidak berbau langu, sebelum diulek baiknya direndam dengan air panas dispenser atau digoreng sebentar.
Semua bahan kecuali udang diulek kasar.
Nah, begini kira-kira hasilnya setelah semua bahan diulek, diberi minyak goreng panas lalu diberi garam dan gula. Rasanya sedaaaaaapppp. Silahkan dicoba :)
Resep Sambal Ganja Aceh (Asam Udeung)
Bahan:
200gr udang segar (kupas kulitnya)
3bh belimbing wuluh
8bhcabe merah,
2bh cabe rawit (sesuai selera)
1 batang serai (ambil putihnya, iris tipis)
2 lembar daun jeruk (buang batang daunnya, iris tipis)
3 butir bawang merah
2sdm minyak panas
Secukupnya garam dan gula pasir
Cara membuat:
1. Goreng/sangrai udang sampai matang, angkat, sisihkan.
2. Ulek kasar cabe rawit, bawang merah dan belimbing wuluh , masukkan udang, ulek lagi sampai udang agak hancur, masukkan potongan serai dan daun jeruk, aduk rata, bumbui garam dan gula, aduk rata kembali.
3. Panaskan minyak goreng sampai benar - benar panas, siramkan keatas sambal, aduk sampai rata, sajikan segera.
Note : Dari sebuah blog yang penulisnya adalah orang Aceh asli aku liat resepnya agak beda, udang kecil bukan digoreng, tapi dimasak di wajan dengan sedikit air dan garam. Untuk belimbing wuluh dibuang bijinya karena bisa bikin pahit dan lebih enak dikasih perasan jeruk nipis tanpa disiram minyak panas (setelah dicoba rasanya nggak ada beda, mungkin karena biji belimbingnya cuma kubuang sedikit, susah loh kalau mau dibuang semua)
Tags:
Resep
Resep Sambal
1 komentar